Powered By Blogger

Saturday 1 June 2013

FILOGENI MEMILIKI DASAR BIOGEOGRAFIS DALAM PERGESERAN BENUA (CONTINENTAL DRIFT)

FILOGENI MEMILIKI DASAR BIOGEOGRAFIS DALAM PERGESERAN BENUA (CONTINENTAL DRIFT)

Sebenarnya ilmu biogeografilah yang pertama kali mendorong Darwin dan Wallace ke arah pandangan evolusioner mengenai kehidupan. Sejarah bumi telah membantu menjelaskan sebaran geografis spesies saat ini. Sebagian contoh, kemunculan pulau-pulau vulkanik seperti kepulauan Galapagos membuka lingkungan baru bagi pendiri (founder) untuk mencapai tempat itu, dan penyebaran adaptif mengisi banyak relung-relung yang tersedia dengan berbagai spesies baru. Pada skala global, pergeseran benua merupakan faktor geografi utama yang berkorelasi dengan penyebaran spasial kehidupan dan dengan peristiwa yang berhubungan dengan evolusi, seperti kepunahan massal dan peningkatan eksplosif keanekaragaman biologis.

Benua tidak tetap di satu tempat, tetapi bergeser di sekitar permukaan bumi, seperti penumpang pada lempengan raksasa kerak bumi yang mengapung di atas lapisan dasar yang panas. Banyak proses geologis penting, yang meliputi pembentukan pegunungan, vulkanisme, dan gempa bumi, terjadi pada perbatasan lempengan tersebut.

Peta ini hanya mengidentifikasi beberapa lempengan utama saja. Tanda panah menunjukkan zona peristiwa tektonik yang kuat; banyak di antaranya merupakan zona subduksi di mana tepi satu lempengan di sebelahnya.

Pergerakan lempengan mengatur ulang susunan geografi secara terus menerus, tetapi dua babak dalam pergeseran benua yang berkelanjutan itu berpengaruh sangat kuat pada kehidupan. Sekitar 250 juta tahun silam (akhir zaman Paleozoikum) pergeseran lempengan mengumpulkan semua massa daratan menjadi satu benua raksasa yang dinamai Pangaea, yang berarti “semua daratan”. Bayangkan spesies yang telah berkembang dalam keadaan terisolasi bertemu dengan yang lain dan bersaing satu sama lain. Pembentukan Pangaea menghancurkan banyak sekali habitat. Keadaan ini barangkali juga merupakan suatu periode yang panjang dan traumatis bagi kehidupan daratan. Bagian tengah benua, yang memilki iklim yang lebih kering dan tidak menentu dibandingkan dengan daerah pantai. Pembentukan Pangaea benar-benar memiliki dampak lingkungan yang sangat dasyat, yang membentuk kembali keanekaragaman biologis dengan cara menyebabkan kepunahan dan menyediakan kesempatan baru bagi kelompok taksonomik dari organisme yang bertahan melewati krisis itu.

Babak dramatis kedua dalam sejarah pergeseran benua tercatat sekitar 180 juta tahun yang lalu (zaman Mesozoikum). Pangaea mulai pecah, menyebabkan isolasi geografis daerah-daerah berukuran besar. seiring dengan terpisahnya benua itu, masing-masing daerah menjadi tempat evolusi yang terpisah, dan flora serta fauna dari alam biogeografis yang berbeda mulai menyebar.

No comments:

Post a Comment